Penculikan WNI Jadi Tantangan Berat Kemenlu Sepanjang 2016

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, Pemerintah Indonesia menghadapi tantangan yang cukup berat dengan maraknya kasus penculikan warga negara Indonesia (WNI) sepanjang 2016.

Hal itu disampaikan Retno dalam Pernyataan Pers Tahunan Menteri Luar Negeri Tahun 2017. Dalam kesempatan itu, hadir pula para duta besar negara sahabat.
“Indonesia menghadapi tantangan yang cukup berat dengan maraknya kasus penculikan WNI di wilayah perairan Sulu maupun di perairan Malaysia,” kata Retno di kompleks Kemenlu, Jakarta, Selasa (10/1/2017).
Sepanjang 2016, telah terjadi tujuh kasus penculikan terhadap WNI oleh kelompok bersenjata. Hingga kini, pemerintah masih berupaya membebaskan empat WNI yang masih ditahan kelompok Abu Sayyaf.
“Pemerintah tidak akan pernah tinggal diam sampai mereka kembali dengan selamat kepada keluarganya masing-masing,” ujar Retno.
Retno menuturkan, upaya melindungi WNI di luar negeri terus diperbaiki dari waktu ke waktu. Indonesia, lanjut dia, menginisiasi pertemuan trilateral antara Indonesia, Malaysia, dan Filipina.
Ketiga negara berupaya meningkatkan keamanan di wilayah laut untuk menghindari penculikan warga negaranya oleh Abu Sayyaf.
“Kerja sama trilateral antara Indonesia, Malaysia, dan Filipina berhasil kami bentuk,” ujar Retno.
Pada 2016, pemerintah juga telah berhasil memulangkan empat WNI yang telah disandera selama 4,5 tahun di Somalia.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.