Rapat di DPR, Susi Ditanya Perihal Keberatan Sultan Tidore

Rapat di DPR, Susi Ditanya Perihal Keberatan Sultan Tidore

 Selain Sultan Tidore, Husain Sjah yang mengatakan keberatannya soal rencana kerja sama pemerintah Indonesia dengan Jepang di pulau Morotai. Anggota Komisi IV DPR, Andi Akmal juga memprotes hal tersebut, dia meminta pemerintah membuat kajian terlebih dulu.


“Sekarang kita mendengarkan isu, adanya pulau-pulau yang dikerjasamakan dengan negara lain. Ini saya heran ini kok yang meributkan ini Menko Maritim, harusnya yang punya isu ini kan kementerian KKP,” kata Andi, di Komisi IV, DPR, Jakarta Pusat, Selasa (17/1/2017).
“Saya baca berita tadi, Sultan Tidore ini protes, ini pulau Morotai katanya akan dikerjasamakan dengan Jepang. Ini sangat sensitif, jadi saya harap pemerintah jangan bicara sesuatu yang belum begitu jelas, yang belum ada kajian, belum ada jangka yang betul-betul detail,” imbuh Andi.
Dia meminta kepada Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pusjiastuti, bertindak tegas memperjuangkan pulau-pulau yang akan dikerjasamakan dengan negara lain. Menurutnya, sesuatu yang akan dibicarakan di publik harus dikaji dengan matang hal itu karena akan menyebabkan kegaduhan.
“Kita tidak ingin nanti pulau kita ini diperjual belikan, hari ini masih pulau kita, nanti mungkin anak cucu kita nggak ada lagi pulau. Saya kira bu Menteri harus tegas memberikan masukan dan arahan. Sebagai menteri teknis saya harap tegas , jangan ada kepentingan politik, tapi kepentingan untuk merah putih kita,” ujarnya.
“Saya sendiri di Banggar sudah protes kalau Menko mau ambil keputusan, ya bicara dulu lah atau sepakat dulu lah dengan menteri teknis, tidak wacana di publik tapi belum matang. Ini kan menimbulkan kegaduhan keributan apakah bisa dikaji untuk kepentingan bangsa kita,” imbuhnya.
Menanggapi keluhan Sultan Tidore tersebut, Susi Pudjiastuti mengatakan belum tahu bentuk investasi Jepang nantinya. Menurutnya, keberatan Sultan Tidore atas rencana kerja sama ini akan dibicarakan.
“Keberatan kesultanan akan dibicarakan, apa keberatannya, di mananya masalahnya enggak tahu, Jepang akan investasi resor atau apa dan di mana juga belum tahu, belum sampai tahap sana, hanya catatan Jepang tertarik di Morotai karena history-nya Jepang pernah punya landasan dan base (markas militer) di sana,” kata Susi dalam konferensi pers di Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jl. Medan Merdeka Timur, Jakarta, Selasa (17/1/2017).
Berikut isi surat terbuka Sultan Tidore kepada Presiden Jokowi:
Kepada YthPresiden RIIr. Joko Widodo
Assalamualaikum wr.wb.
Dalam menulis warkatul ikhlas ini, saya berharap semoga Allah ajja wajallah memberikan kesehatan dan keafiatan kepada Yang Mulia sehingga dapat menunaikan tugas dan tanggung jawab sebagai kepala negara dengan sebaik baiknya sesuai dengan sumpah yg pernah Yang Mulia ucapkan pada saat dilantik menjadi Presiden RI.
Mohon maaf yang Mulia, sudi kiranya bisa mendengar dan menyikapi apa-apa yg mengusik hati kami di Propinsi Maluku Utara. Semalam tgl 15 Januari 2017 saya mendapat informasi lewat siaran di salah satu tv swasta yg memberitakan bahwa yang Mulia telah melakukan kerjasama dengan Negara tetangga Jepang utk mengelola Pulau Morotai.
Andaikan berita itu benar maka saya ingin bertanya kepada Yang Mulia, apakah kerjasama yang Mulia lakukan itu telah melalui pertimbangan yang menyeluruh? Baik dari sisi ekonomi, politik dan budaya, pertahanan keamanan serta harkat dan martabat bangsa? Dan, apakah dlm kerjasama tsb yang Mulia telah melibatkan pemerintah Morotai dan masyarakat pulau Morotai sebagai pemilik sah pulau tersebut? Sungguh saya sedih kalau penduduk dan pemilik syah pulau morotai tidak dilibatkan.
Jika pertanyaan diatas sudah yang Mulia lakukan, maka sebagai anak kandung dari negeri Maluku Kie Raha memohon kehadapan yang Mulia sudi kiranya yang Mulia bisa secara transparan menunjukan itu kehadapan kami masyarakat Maluku Utara dan lebih khusus lagi masyarakat pulau Morotai. Kenapa ini penting bagi kami? Jawabannya karena pulau Morotai mempunyai sejarah yg sangat penting bagi bangsa Indonesia dan bahkan dunia. Hal lain agar tidak menimbulkan fitnah dan kemudratan dikemudian hari.
Jika sekiranya hal hal yang saya sampaikan diatas belum terpenuhi semuanya, maka atas nama Allah dan Bangsa Indonesia yang saya cintai mohon kiranya yang Mulia mengkaji ulang bentuk kerjasama tersebut. Kegelisahan kami ini, adalah untuk kemaslahatan kita bersama dan anak cucu kita dikemudian hari.
Dari keraton Kesultanan Tidore, kami ingin Rumah NKRI ini dapat Yang Mulia dan kami jaga dan rawat secara bersama sama sehingga semuanya merasa betah dan nyaman tinggal didalamnya.
Akhirnya kepada Sang Pencipta Al Khalik saya berharap kiranya yang Mulia bapak Presiden Joko Widodo di berikan kearifan dan ketajaman matahati utk membawa bahtra Indonesia yg berisi ratusan juta hamba Allah ini ke pulau harapan yng kita dambakan bersama, baldatun tayyibatun wa Rabbun Gafuuur.
Hormat kamiSultan Tidore
Husain Sjah

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.