BANDARLAMPUNG – (PeNa), Malam di Lapangan Baruna, Panjang, berubah menjadi mimpi buruk bagi Karsilan (32). Kekasih gelapnya, Windi (28), perempuan asal Sukaraja, Bumi Waras, tiba-tiba mengeluarkan pisau cutter dan menyayat alat vital korban hingga nyaris putus. Aksi brutal itu dipicu cemburu yang membara setelah Karsilan diketahui menjalin hubungan dengan wanita lain, termasuk seorang yang baru menikah.
“Pelaku mengaku sakit hati karena korban menjalin banyak hubungan dengan wanita lain dan baru menikah belum lama ini,” ungkap Wakapolresta Bandar Lampung AKBP Erwin Irawan, Rabu (22/10/2025).
Peristiwa mengerikan itu terjadi Minggu (19/10/2025) malam sekitar pukul 19.00 WIB. Windi mengajak korban bertemu dengan alasan pekerjaan. Awalnya mereka berbincang di semak-semak, namun suasana yang awalnya santai berubah menjadi mencekam. Tanpa peringatan, Windi menodongkan pisau cutter dan menyerang alat vital Karsilan.
Korban yang bersimbah darah panik dan berlari mencari pertolongan warga. Setelah kejadian, Karsilan sempat dilarikan ke Puskesmas Panjang dan kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah Abdoel Moeloek untuk mendapatkan penanganan medis lebih lanjut. Saat ini korban masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit.
Polisi segera turun tangan setelah menerima laporan, dan Selasa (21/10/2025) pagi, Windi berhasil ditangkap di rumahnya di Sukaraja, Bumi Waras.
Dalam pemeriksaan, Windi mengaku hanya sedikit menyesal, namun merasa puas atas perbuatannya. “Saya sengaja melukai alat kelamin dia biar nggak bisa berbuat asusila lagi sama wanita-wanita lain,” kata Windi dengan tenang.
Wakapolresta Bandar Lampung AKBP Erwin Irawan menambahkan, pelaku sudah merencanakan aksinya sejak awal. Barang bukti berupa pisau cutter dan pakaian yang digunakan saat kejadian turut diamankan polisi.
Kini, Windi dijerat Pasal 353 ayat (2) KUHP tentang penganiayaan berencana, dengan ancaman hukuman maksimal tujuh tahun penjara. Polisi mengingatkan masyarakat agar tidak membiarkan cemburu menguasai diri dan segera melaporkan jika terjadi kekerasan, sehingga tragedi serupa bisa dicegah.