Kompak, Bupati dan Wakil, Mustafa-Loekman memperlihatkan kekompakan dengan salam komando usai membuka kompetisi off road beberapa waktu lalu. Kedunya memiliki hobi yang sama. ist |
LAMPUNG TENGAH (PeNa)-Mustafa-Loekman, satu tahun kepemimpinannya telah membawa dampak positif dibeberapa bidang, terutama keamanan dan percepatan pertumbuhan perekonomian.
Dilantik pada 17 Februari 2016, keduanya menjadi duet idaman. Mustafa-Loekman tidak seperti pasangan baru yang memimpin daerah dengan polemik politik dan intrik. Namun keduanya mampu meredam ego sektoral yang menjadi tugas pokok masing-masing.
Peluncuran program ronda menjadi viral ditengah masyarakat Lampung dan nasional, siapa sangka, program yang dibangun dari asas gotong royong itu kini menjadi program unggulan Lampung Tengah dan diadopsi oleh Kepolisian Daerah (polda) Lampung dalam menjaga kondusifitas daerah dan meminimalisir gesekan horisontal.
“Semuanya berawal dari diri kita sendiri, kalau bukan kita yang menjadi keamanan wilayah mau siapa lagi. Kita tahu, anggota kepolisian masih banyak keterbatasan terutama personil yang tidak dapat mengcover seluruh Lamteng. Jadi menggalakkan ronda adalah satu kegiatan positif yang harus menjadi kebiasan masyarakat,” ujar Mustafa saat dihubungi melalui ponselnya.
Saat ini, Lampung Tengah telah memiliki 2017 pos ronda yang berada hampir disetiap lingkungan kampung. Dengan jumlah tersebut diyakini dapat menekan angka kejahatan begal, curat dan curas.
Hal lain yang ditekankan adalah meningkatkan ekonomi kreatif dan menyelamatkan produk massal petani seperti singkong dan jagung. Dalam hal ekonomi kreatif mikro, beberapa pasar kampung telah dibuka los khusus untuk jajanan pasar. Los tersebut tidak hanya dijadikan sentra kuliner, tapi juga diharapkan menjadi salah satu daya tarik wisata khusus.
“Ya produk masal petani seperti singkong itu harus dijaga, dari sisi harga dan kualitasnya. Oleh karena itu beberapa waktu lalu pemerintah juga sudah membuat kesepakatan dengan beberapa pabrikan tapioka terkait harga singkong. Biar bagaimanapun peran pemerintah dalam menjaga kestabilan harga komoditas masal petani masih sangat diperlukan,” tegasnya.
Program lain yang digadang-gadang akan mampu mejadikan Lamteng sebagai kabupaten berdaya saing ditingkat lokal maupun nasinal adalah program smart city. Pemerintah telah menganggarkan dana Rp7,5 miliar untuk merealisasikan smart city. Tak hanya bertujuan untuk memangkas jalur birokrasi tapi juga untuk mencerdaskan masyarakat hingga tingkat kampung dan membuka seluas-luasnya informasi dari pemerintah ke seluruh masyarakat sebagai bentuk implementasi kongkrit dari transparansi dan good governence.
“Insyaallah ditahun 2018 sudah terealisasi. Kalau Bandung dan Jakarta bisa kenapa tidak di Lampung Tengah. SDM bisa ditingkatkan dan sarana informasi publik dan birokrasi dimaksimalkan,” tegasnya.
Terpisah Wakil Bupati Lamteng, Loekman Djojosoemarto mengaku dirinya lebih berkonsentrasi pada menstabilkan dan meminimalisir gesekan horisontal yang kerap terjadi. “Kita terus turun kelapangan, tidak hanya mensosialisasikan program pemerintah tapi juga memberikan pemahaman pentingnya keamanan dalam pertumbuhan perekonomian,” tegasnya.