BANDARLAMPUNG – (PeNa), Foto seorang siswa SMAN 9 Bandar Lampung memegang pistol mainan di ruang rapat DPRD Provinsi Lampung ramai diperbincangkan masyarakat pada Sabtu (9/11/2024). Foto tersebut menimbulkan kehebohan karena ruangan DPRD dianggap sebagai tempat resmi yang seharusnya terjaga keseriusannya.
Kabag Umum DPRD Lampung, Mirwan Pratama, memberikan penjelasan terkait kejadian ini. Ia menyatakan bahwa foto tersebut diambil setelah pihak sekolah memohon izin meminjam ruang rapat DPRD untuk pemotretan Buku Akhir Tahun.
“Sebanyak 40 orang termasuk guru dan fotografer ikut serta dalam kegiatan pemotretan ini. Pihak sekolah sudah kami panggil untuk klarifikasi,” ujar Mirwan, Senin (11/11/2024).
Mirwan menambahkan bahwa sekolah telah mengirim surat permohonan maaf dan mengakui kurangnya pengawasan terhadap siswa yang terlibat. Sekolah juga menyesalkan pengunggahan foto yang seharusnya hanya untuk buku tahunan.
“Kami sudah menerima surat permohonan maaf dari sekolah, dan menunggu permintaan maaf langsung dari siswa melalui video,” jelas Mirwan.
Sebagai tindak lanjut, Mirwan memastikan bahwa DPRD Lampung tidak akan lagi mengizinkan penggunaan ruang rapat untuk kegiatan foto sekolah di masa depan. “Ke depannya, kami tidak akan mengizinkan peminjaman ruang rapat ini,” tegasnya.
Sementara itu, Wakahumas SMAN 9, Supeno, membenarkan bahwa siswa berinisial A, kelas XII 7, terlibat dalam foto viral tersebut. “Benar, itu siswa kami memegang pistol mainan di ruang DPRD,” ungkap Supeno, Senin (11/11/2024).
Supeno menjelaskan bahwa pistol tersebut hanyalah mainan berbentuk mirip korek api. Ia mengungkapkan bahwa pihak sekolah tidak mengetahui sebelumnya bahwa siswa akan berfoto di gedung DPRD.
“Kegiatan ini diinisiasi siswa sendiri tanpa sepengetahuan sekolah,” tambah Supeno. Foto-foto tersebut diambil untuk Buku Tahunan Sekolah sebagai kenang-kenangan.
Sekolah menegaskan bahwa mereka tidak memfasilitasi atau merekomendasikan kegiatan tersebut. “Ini murni inisiatif siswa, dan kami tidak tahu lokasi pemotretan,” kata Supeno.
Setelah kejadian, siswa yang terlibat tidak hadir di sekolah, namun orang tuanya sudah meminta maaf atas insiden yang beredar luas di media sosial. “Orang tua siswa sudah meminta maaf terkait unggahan yang menjadi viral,” tambah Supeno.






