Hari Ke-Dua, Pencarian Nelayan Tenggelam Belum Ditemukan

PESAWARAN-(PeNa),  Tim SAR Laut Diretorat Polisi Air Polda Lampung bersama instansi terkait dan nelayan, mencari korban Selamet (50) warga Sukajaya, Lempasing, Kecamatan Teluk Pandan, Kabupaten Pesawaran, di sekitar perairan pulau Maitam, perairan pulau Tegal, dan perairan pulau Kelagian, Selasa (27/2) sore.
Direktur Polisi Air Polda Lampung, Kombes Pol. Rudi Hermanto didampingi Kasat Rolda Direktorat Polair Polda Lampung, AKBP. Huari Muis mengatakan, tim SAR Laut Ditpolair Polda Lampung bersama Lanal, Sahbandar, Dirjen Perikanan dan nelayan setempat telah melakukan pencarian.“Ini hari ke-dua, kita melakukan pencarian terhadap seorang nelayan jaring Kursin yang jatuh dari perahu motor. Diduga korban tenggelam di perairan sekitar Pulau Maitam, pada Senin (26/2) sekitar pukul 04.00 WIB lalu,” kata Rudi Hermanto, saat ditemui di ruang kerjanya.
Menurut Rudi Hermanto, dua hari ini, pihaknya telah mengerahkan 20 personel dan mengoperasikan seluruh unit kapal yang dimiliki Ditpolair Polda Lampung, termasuk dua unit kapal Rigit Inflatable Boat (RIB) yang memiliki kecepatan dan bisa menjangkau pinggir pantai yang kedalaman air sangat rendah.“Hari ini tim belum bisa juga menemukan korban. Esok kita akan melanjutkan pencarian dengan mengerahkan 15 personel untuk menyebar ke beberapa titik, di perairan pulau Maitam, perairan pulau Tegal, dan perairan pulau Kelagian,” ujarnya.
Kemarin, lanjut Rudi Hermanto, setelah mendapat laporan tim datang ke TKP dan ke rumah korban untuk mengumpulkan keterangan terkait dengan ciri-ciri korban. “Ciri-cirinya, korban berambut ikal, mengenakan sarung berwarna coklat dan berpakaian kaos warna biru laut. Bila ada nelayan atau warga pesisir pantai yang menemukan korban dihimbau agar segera menghubungi petugas,” terangnya.
Perlu diketahui sebelum melaut, tambah Rudi Hermanto, pemilik kapal Kenanga Jaya tidak melapor ke Pos Polair Lempasing. Oleh sebab itu, saat kejadian petugas tidak mengetahuinya. “Terkadang nelayan mengabaikannya, padahal melapor, tidak dipungut biaya apa pun dan gunanya untuk mendata saja, jika ada kejadian seperti ini bisa segera diketahui dan cepat ditangani. Tidak hanya itu, terkadang nelayan juga tidak melengkapi peralatan pengamanan yakni, jaket pelampung yang merupakan keharusan. Jaket pelampung itu seperti Helm, jadi harus ada dan digunakan oleh seluruh awak kapal motor,” imbuhnya.
Sementara itu menurut, Nakhoda Kapal Motor Kenanga Jaya, Noferi ,36, warga Gunung Mastur, Telukbetung Timur, Bandar Lampung, pada Senin (26/2) sekitar pukul 04.00 WIB, Noferi bersama korban Selamet menggunakan kapal penganak yang dioperasikan untuk menghidupkan lampu penerang jaring. “Kami hanya berdua dikapal motor dan sudah menjadi kebiasaan korban tidak pernah meninggalkan sholat meski saat melaut. Sebelum hilang, korban berpamitan kepada saya untuk melaksanakan sholat subuh. Sekitar 10 menit lamanya saya menyetir, korban tidak juga terlihat. Saya memberhentikan laju perahu motor dan putar haluan kembali ke tempat semula untuk mencarinya, kemudian memberitahukan hilangnya korban kepada rekan-rekan yang ada di kapal induk (Kapal Kursin) dan nelayan lainnya untuk  membantu mencari korban. Tidak juga ditemukan saya melaporkan kejadian itu ke petugas Pos Polair Lempasing,” ungkapnya. PeNa-obi.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.