Rumah Pintar Ubah Jorong Tabek Jadi Sentra Ekonomi Sirkuler

Talang Babungo – (PeNa), Rumah Pintar di KBA Jorong Tabek kini menjadi pusat inovasi ekonomi sirkuler dan ruang edukasi yang menggerakkan warga secara berkelanjutan.

 

Bacaan Lainnya

Dibangun tahun 2019 secara gotong royong, bangunan panggung berukuran 4×20 meter ini menjadi simbol semangat kolektif dan kemajuan desa wisata budaya Talang Babungo.

 

“Rumah Pintar ini bukan sekadar tempat belajar, tapi juga pusat lahirnya ide-ide ekonomi sirkuler,” ujar Yudi, salah satu pengelola Rumah Pintar.

 

Dari tempat ini, lahir berbagai kegiatan produktif seperti pengolahan gula semut, budidaya maggot, hingga bank sampah dengan sistem tabungan untuk mendukung perekonomian keluarga.

 

Produksi gula semut menjadi unggulan. Dikelola dua puluh keluarga, kapasitas harian mencapai sepuluh hingga dua puluh kilogram gula dengan kualitas tinggi dan alami.

 

“Kalau akses pasar lebih luas, produksi bisa tembus lima puluh kilogram per hari,” jelas Yudi, sambil menunjukkan produk dari nira enau dataran tinggi Solok.

 

Gula semut Jorong Tabek punya cita rasa manis khas dan tekstur halus karena diproduksi dari enau di daerah berketinggian lebih dari 1.500 mdpl.

 

Limbah produksi gula semut dan sampah organik rumah tangga diolah menjadi pakan maggot untuk mendukung budidaya ikan warga secara mandiri dan berkelanjutan.

 

Rumah Maggot Jorong Tabek berdiri sejak 2021 dan menjadi pusat pengolahan limbah organik sekaligus penghasil pakan ikan dari maggot berkualitas tinggi.

 

Magot dewasa dimanfaatkan untuk memberi makan ikan di Kolam Ikan KBA, yang juga menjadi sarana hiburan dan tempat wisata bagi masyarakat luar.

 

Kolam Ikan dibuka umum, terutama bagi penggemar pancing dari luar daerah, dengan sistem tarif masuk sebagai pemasukan warga untuk program sosial.

 

“Dari kolam ini, kami bisa dapat lima juta rupiah per bulan untuk pendidikan dan kesehatan masyarakat,” ungkap Yudi dengan penuh semangat.

 

Bank sampah juga terintegrasi dengan rumah maggot. Sampah nonorganik seperti botol plastik disetor warga dan dihitung dalam bentuk tabungan rupiah.

 

Tabungan sampah dapat diuangkan kapan saja. Dana hasil penjualan digunakan untuk pembangunan fasilitas umum dan pendanaan kegiatan ekonomi warga setempat.

 

Sebagian hasil bank sampah dialokasikan mendukung pembangunan kawasan wisata KBA serta pengembangan ide usaha berbasis kemandirian masyarakat.

 

Dengan sistem terintegrasi, ekonomi sirkuler mendorong Jorong Tabek tumbuh sebagai desa wisata terbuka, tak lagi terisolasi dari aktivitas ekonomi luar.

 

Tersedia 45 homestay bagi wisatawan domestik yang ingin menikmati suasana desa edukatif berbasis budaya, ekonomi mandiri, dan lingkungan berkelanjutan.

 

Rumah Pintar juga berfungsi sebagai perpustakaan budaya, ruang diskusi ekonomi kerakyatan, dan pusat informasi terpadu bagi pengembangan wisata Jorong Tabek.

 

Program ini bahkan membuka akses pendidikan tinggi bagi pemuda. Dua puluh anak muda berprestasi menerima beasiswa untuk melanjutkan studi ke Jepang.

 

Dengan inovasi berbasis lokal dan gotong royong, Jorong Tabek membuktikan bahwa desa bisa tumbuh mandiri tanpa kehilangan nilai-nilai budaya yang dijaga erat.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.