AS dan Korsel Sepakat Berbagi Biaya Tentara

North Korea's leader Kim Jong Un (R) walks with South Korea's President Moon Jae-in (L) after meeting at the Military Demarcation Line that divides their countries to the official summit Peace House building at Panmunjom on April 27, 2018. The two men briefly stepped back over the line into the North before walking to the Peace House building on the southern side of the truce village of Panmunjom for the summit -- only the third of its kind since hostilities ceased in 1953. / AFP PHOTO / Korea Summit Press Pool / Korea Summit Press Pool

Washington- Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan telah mencapai kesepakatan “secara prinsip” untuk berbagi biaya penempatan pasukan AS di negara Asia. Menurut sumber resmi dari Departemen Luar Negeri, di bawah kesepakatan yang telah direvisi, Korsel aan meningkatkan kontribusi keuangannya sampai sekitar US$ 1 miliar.

“AS dan Republik Korea telah mencapai kesepakatan secara prinsip untuk Kesepakatan Tindakan Khusus. Kedua pihak berkomitmen untuk menyelesaikan masalah teknis yang tersisa secepat mungkin,” kata sumber yang tidak disebutkan namanya itu, Senin (4/2).

Kesepakatan tahun 2014 telah berakhir tahun 2018 sehingga mengharuskan Seoul untuk membayar sekitar 960 miliar won (Rp 11,9 triliun) dalam setahun untuk mempertahankan sekitar 28.500 pasukan AS di Korsel. Dua sekutu itu tampaknya tidak dapat mencapai kesepakatan untuk memperbarui perjanjian yang ada meskipun telah menggelar 10 putaran pembicaraan sejak Maret 2018.

Berita itu datang di tengah pernyataan dari Kemlu AS bahwa utusan khusus AS untuk Korut Stephen Biegun akan bertolak ke Pyongyang, Rabu (6/2), untuk berbicara menjelang pertemuan puncak yang sangat dinantikan antara Donald Trump dan Kim Jong-un.

Sebagai tambahan untuk persiapan pertemuan puncak itu, pertemuan Biegun dengan pejabat Korut, Kim Hyok Chol, akan memberikan kemajuan lebih lanjut untuk komitmen presiden dan pemimpin Korut Kim Jong-un yang telah dibuat di Singapura, yaitu denuklirisasi sepenuhnya, transformasi hubungan AS dan Korut, dan membangun perdamaian abadi di Semenanjung Korea.

Biegun mengatakan pertemuannya dengan pejabat Korut bertujuan membangun peta jalan untuk denuklirisasi dengan Korut. Diharapkan pertemuan puncak digelar akhir bulan ini, tapi kunjungan Biegun dilakukan di tengah laporan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang memperingatkan Korut akan pelanggaran-pelanggaran sanksi besar-besaran dan program senjatanya.

 

 

sumber Beritasatu.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.