Desa Nanggung Beban, Pengusaha Tambak Raup Untung

P E S A W A R A N – (PeNa), Pemerintah Desa Sukarame Kecamatan Punduh Pidada keluhkan tidak adanya kontribusi dari banyaknya pengusaha tambak udang yang beroperasi didaerahnya selama bertahun-tahun.

Hal tersebut dikemukakan Kepala Desa (Kades) Sukarame Kecamatan Punduh Pidada Saepudin melalui Sekretaris Desa (Sekdes) Sape’i kepada wartawan, Rabu (19/10/2022).

“Kurang lebih ada ratusan hektar yang dipergunakan untuk tambak udang, ada punya Udang Mas, Koh Atik, Rakhmat Darmawan, Andi Kurniawan, PT. Pacifik (Taiwan), Windu Tirta Kencana dan PT Anesta Agung. Memang banyak, tapi ya gak ada kontribusi ke desa), ” kata dia.

Banyaknya tambak udang yang beroperasi didaerahnya membuat jalan desa menjadi rusak karena kerap dilalui kendaraan bermuatan berat yang mengangkut pakan dan udang.

“Desa ini ya hanya menanggung beban aja, jalan rusak dan limbah dari tambak juga sangat mengganggu lingkungan. Sepertinya di tambak tersebut tidak mengelola limbah dengan semestinya, ” ujar dia.

Ia juga menuturkan bahwa persoalan tersebut sebelumnya telah dilakukan upaya koordinasi duduk satu meja, namun para pengusaha enggan datang dan hanya mendelegasikan karyawan saja.

“Ya kalau yang datang karyawan kan gak bisa apa apa, dulu pernah di undang Pak Camat dan tim dari pemda juga pernah soal ini. Kami sangat berharap para pengusaha tersebut dapat bekerja sama demi kemajuan desanya dan usaha yang mereka lakukan disini. Maksudnya jangan mengambil keuntungan saja, ” tutur dia.

Desa yang memiliki luasan 1200 Hektar dan Pulau Tanjung Putus, Pulau Lelangga Besar dan Pulau Lelangga Lunik yang dimiliki Artalita Suryani tersebut dihuni 1.601 jiwa dengan jumlah penduduk 825 laki-laki dan 776 perempuan serta 464 Kepala Keluarga (KK).

“Untuk kesehatan masyarakat kalau disini ya banyak yang terkena malaria, meskipun telah dilakukan pencegahan oleh tenaga kesehatan bersama desa, ” ucap dia.

Kemudian, Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) yang dikelolanya masih bergelut dibidang pertukangan dan peternakan kambing. Lalu, pendidikan yang beroperasi hanya 2 SD Neger dan Madrasah Ibtidaiyah, TK dan 3 PAUD.

“Desa Sukarame memiliki destinasi wisata ya hanya Tanjung Putus dan Fajar Harapan atau Pengasin, namun masih dikelola oleh warga setempat, ” kata dia.

Ia menegaskan, tentang persoalan tambak kedepan berharap kepada Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Pesawaran dapat memfasilitasi sehingga ada solusi yang saling menguntungkan antara desa dan pengusaha.

“Ya, kami minta bantuannya lah kepada PWI Pesawaran untuk dapat mencari solusi,ntah bagaimana caranya agar pelaku usaha bisa saling koordinasi dan bermusyawarah dalam satu meja, ” tegas dia.

 

Oleh: sapto firmansis

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.