Rencana Proyek Pasar Rp 6 Milyar Disoal

PESAWARAN-(PeNa), Rencana proyek pembangunan pasar tradisional dan modern senilai Rp6Milyar di Desa Roworejo Kecamatan Negeri Katon terancam batal, karena disoal warga.
Pembangunan yang didanai oleh pemerintah pusat tersebut sudah mulai bergerak dilaksanakan. Kios-kios penampungan sementara sudah dibangun tepat disebelahnya guna merelokasi ratusan pedagang pasar tersebut.”Ya kalau kios-kios sementara sudah dibangun dilapangan bola,tepat disamping pasar. Tapi, kami masih berjuang terus guna menolak hibah tanah yang akan dibangun pasar tersebut, ” kata Sunaryo, warga sekitar pasar, Selasa (11/7).
Diungkapkan, penolakan hibah tanah kepada pemerintah kabupaten bukan tidak memiliki alasa. “Tanah yang dijadikan pasar itu, dulunya tanah mbah (kakek) kami yang memang diperuntukan buat pasar agar desa menjadi rame. Kami hanya meminta kepada kepala desa untuk selalu memusyawarahkan setiap kegiatan apapun dengan masyarakat. Baik soal pembangunan ataupun yang lainnya, ” ungkap dia.
Penolakan pemberian hibah tersebut, menurut dia, juga bukan berarti menolak pembangunan pasar. “Kami bukan menolak atau menghambat pembangunan pasar tersebut, tapi kalau tanah itu dihibahkan, itu yang kami tidak setuju, ” ujar dia.
Menanggapi penolakan warganya, Kepala Desa Roworejo, Sugiono mengaku bahwa persoalan tersebut merupakan hal biasa. “Menurut kami, itu bukan persoalan masyarakat yang harus ditanggapi. Soal hibah sudah kita musyawarahkan dengan tokoh masyarakat dari semua dusun yang ada diwilayah kita. Dan,hibah tersebut sudah kita kirimkan sebagai dasar perencanaan pembangunan pasar, ” kata dia.
Diterangkan, soal pro dan kontra dalam pembangunan itu biasa. Untuk kepentingan kemajuan pembangunan desa, akan kita tegakkan keutamaan kepentingan masyarakat dari pada golongan. “Proses pembangunan pasar tradisional dan modern di Desa Roworejo akan terus berjalan. Kedepan, pasar tersebut akan dikelola desa, sehingga bisa menjadi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sebagai pendapatan desa, ” terangnya.
Sugiono menegaskan, bahwa pihaknya tidak akan takut dengam ancaman demontrasi warganya. “Silahkan demon, paling juga orang-orangnya itu aja. Mereka hanya diperalat oleh kapitalis yang menguasai kios dipasar. Padahal, mereka bukan warga desa ini, ” tegas dia. PeNa-spt.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.