Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum kembali berkicau di Twitter, melalui akunnya @anasurbaningrum. Kicauan yang diunggah pada Selasa (24/1/2017) kemarin itu cukup menyita perhatian netizen.
Dengan tanda bintang bertuliskan “abah” di akhir kalimatnya, menunjukkan kicauan itu ditulis oleh Anas sendiri. Berbeda dari tujuh kicauan sebelumnya yang menggunakan falsafah Jawa, tiga kicauan kali ini ditulis Anas menggunakan Bahasa Indonesia.
1. Negarawan mengutamakan pupuk. Politisi menyukai karbit. *abah
2. Negarawan memperjuangkan generasi berikutnya. Politisi memperjuangkan keturunan berikutnya. *abah
3. Demokrasi menjunjung kepentingan rakyat. Dinasti memanggil kepentingan anak. *abah
Saat dikonfirmasi soal kicauan tersebut, Gde Pasek Suardika, politisi yang selama ini dikenal dekat dengan Anas, menilai kicauan tersebut diperuntukkan bagi masyarakat agar dapat membedakan mana sikap seorang negarawanan dan sikap seorang politisi.
“Ini penting agar publik tidak terkecoh dengan tampilan semu yang sekarang banyak menghipnotis,” kata Pasek dalam pesan singkat kepada Kompas.com, Rabu (25/1/2017).
Pesan tersebut, lanjut dia, penting agar publik tidak tertipu. Terutama, dalam menghadapi dinamika politik yang belakangan terjadi.
“Cukup sudah AU dan beberapa orang tertipu dan menjadi korbannya. Jangan sampai publik semua menjadi korban berikutnya. Karena sangat berbahaya,” ujarnya.
Saat disinggung apakah dinamika yang dimaksud yaitu kontestasi Pilkada DKI, Pasek tak menampik atau menyangkalnya. Untuk diketahui, Pilkada DKI adalah salah satu dari 109 daerah lain yang juga akan melangsungkan Pilkada serentak pada 15 Februari mendatang.
“Mungkin tidak khusus ke peserta Pilkada DKI, tapi kalau berdampak kesana mungkin iya. Tentunya kalau kondisinya sama dengan cuitan AU,” ucap Pasek.