Cafe Enpos Lampung: Inklusi dan Kreativitas Memberdayakan Disabilitas

BANDARLAMPUNG – (PeNa), Di tengah perkembangan pesat industri kuliner, Cafe Energi Positif hadir sebagai pembeda dengan konsep yang tidak hanya menyajikan makanan dan minuman berkualitas, tetapi juga mengusung misi sosial yang kuat.

Terletak di Perumahan Palmsville Residence, Jagabaya III, Bandar Lampung, cafe ini memberdayakan penyandang disabilitas sebagai bagian dari tim kerja sejak dibuka pada 2021.

Bacaan Lainnya

Dengan visi “Membangun Kesehatan Mental dan Fisik yang Seimbang melalui Lingkungan Inklusif”, Cafe Enpos berkomitmen menciptakan tempat kerja yang setara bagi semua, tanpa memandang keterbatasan fisik maupun mental.

Maria, pemilik cafe sekaligus psikolog, mengakui bahwa ide awalnya hanya mendirikan rumah diskusi. Namun, inisiatif ini berkembang menjadi Cafe Enpos dengan misi inklusi yang lebih luas.

“Kami juga menyediakan perpustakaan dan kelas psikolog bagi pengunjung yang ingin berdiskusi mengenai kesehatan mental. Konsultasi ini tersedia dengan biaya Rp250 ribu per sesi selama 90 menit,” ujar Ani, pengelola cafe.

Setiap minggu, cafe ini mengadakan acara bertajuk We Hear You yang berfokus pada pentingnya kesehatan mental.

“Acara ini dibimbing oleh psikolog profesional dan dilengkapi dengan tes kesehatan mental sehingga peserta bisa mengetahui kondisi mereka,” tambah Ani.

Selain menjadi tempat kuliner, Cafe Enpos juga merupakan ruang pemberdayaan. Saat ini, mereka telah merekrut enam penyandang disabilitas yang sebelumnya dilatih di Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) yayasan yang bekerja sama dengan cafe.

Pengakuan atas upaya ini datang dari Dinas Ketenagakerjaan, yang memberikan penghargaan kepada cafe tersebut sebagai perusahaan yang mendukung tenaga kerja disabilitas.

“Bagi kami, ini bukan sekadar amal. Kami ingin menunjukkan bahwa penyandang disabilitas memiliki potensi besar untuk berkontribusi di dunia kerja,” tutup Ani.

Cafe Energi Positif berhasil membuktikan bahwa bisnis dapat menyatu dengan misi sosial, membangun masyarakat yang lebih inklusif tanpa mengabaikan kesuksesan komersial. (Albina/Annastasya)

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.