Usai Dapat Lahan, Unila Beri Gubernur Gelar Doktor Kehormatan

BANDARLAMPUNG (PeNa) – Universitas Lampung memberikan gelar kehormatan doktor Honoris Causa (DR. H.C) untuk gubernur Lampung Arinal Djunaidi. Uniknya pemberian gelar ini terbit sebulan pasca pemprov Lampung memberikan hibah tanah seluas 150 HA di kota baru untuk Unila.

Pihak rektorat Unila menilai Gubernur Arinal Djunaidi telah berjasa dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Inovasi di Bidang Ilmu Ekonomi, sebagai pengakuan atas kontribusinya yang luar biasanya dalam pembangunan Lampung melalui Program Kartu Petani Berjaya (KPB).

Bacaan Lainnya

“Karena Dr. HC adalah bentuk karya ilmiah dan yang berjasa dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Tentang inovasi,” kata Lusmeilia Afriani, rektor Unila saat di konfirmasi, Kamis (26/10/2023).

Ketika ditanya soal indikator keberhasilan Arinal di bidang ekonomi pertanian. Mengingat sampai hari ini KPB yang digadang-gadang masih memiliki banyak kendala, dan mendapatkan keluhan di kalangan petani. Rektor Unila perempuan pertama ini menyebutkan, ada peningkatan pertumbuhan ekonomi di Lampung sudah mulai berubah. Lampung mulai bangkit pasca diterpa covid-19 lalu.

“Ada peningkatan artinya sudah mulai berubah apalagi diterpa dengan covid dan sekarang baru bangkit, dan pasti ada kendalanya untuk melaju lebih kecang,” kata dia.

Dia berkilah. Saat disinggung, pemberian gelar kehormatan Dr. H.C berkaitan dengan hibah lahan pemprov yang diterima Unila September lalu seluas 150 Ha di kota baru.

“Tidak lah, karena ini sifatnya ilmiah. Tentang inovasi,” kilah dia.

Sementara itu, pemberian gelar kehormatan Dr. H.C untuk gubernur Lampung ini juga mendapat sorotan dari Pengamat kebijakan publik di Lampung, Nizwar Affandi.

Dia menyebutkan kan kebijakan tersebut salah kaprah. Meskipun dia menghormati keputusan pimpinan Unila atas pemberian gelar tersebut.

Namun yang dia sorot soal data BPS, selama pemerintahan Gubernur Arinal pertumbuhan ekonomi tidak meningkat secara signifikan. Justru malah berada di bawah pertumbuhan ekonomi Lampung selalu berada di bawah rata-rata Sumatera.

Dia menyebutkan, Dari sisi pertumbuhan ekonomi, data resmi yang tersedia di BPS, BI dan BAPPENAS menunjukkan bahwa kurun waktu kepemimpinan Gubernur Sjachroedin tahun 2009-2014 adalah masa keemasan pertumbuhan ekonomi di Lampung dengan rentang angka 5,26 – 6,53 %, menjadi papan atas di Sumatera bersaing dengan Sumatera Utara dan Sumatera Selatan.

“Posisi itu masih dapat terjaga di masa kepemimpinan Gubernur Ridho tahun 2014-2019, pertumbuhan ekonomi Lampung tidak pernah turun dari posisi ke-tiga di Sumatera dan berada di atas rata-rata nasional,” ujar dia.

Tetapi sejak Arinal menjadi Gubernur Lampung pertumbuhan ekonomi Lampung selalu berada di bawah rata-rata Sumatera, tahun 2020 di posisi ke-8, tahun 2021 dan 2022 di posisi ke-9, dan pada Semester II tahun 2023 masih di posisi ke-8 dari 10 Provinsi di Sumatera

Sumbangsih sektor pertanian terhadap PDRB Lampung juga mengalami penurunan, tahun 2019 sektor pertanian masih berkontribusi sebesar 30,53% dan sekarang di Semester II tahun 2023 kontribusi sektor pertanian hanya sebesar 29,64% terhadap PDRB Lampung.(*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.