BANDARLAMPUNG (PeNa)-Perekonomian Lampung Triwulan I-2017 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp 75,68 triliun dan atas dasar harga konstan mencapai Rp.53,68 triliun.
Ekonomi Lampung Triwulan I-2017 tumbuh 5,11 persen dibanding triwulan yang sama tahun sebelumnya (y on y) sebesar 5,06 persen.
Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha Pengadaan Listrik dan Gas; Pertambangan dan Penggalian; Transportasi dan Pergudangan; serta Informasi dan Komunikasi.
Dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Pengeluaran Ekspor sebesar 20,56 persen, diikuti oleh Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non Profit sebesar 17,97 persen dan Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga sebesar 5,63 persen.
Ekonomi Lampung Triwulan I-2017 mengalami peningkatan 6,59 persen dibandingkan triwulan sebelumnya (q to q).
Dari sisi produksi, beberapa komoditi pertanian tanaman pangan dan hortikultura mulai measuki masa panen, sehingga mengalami pertumbuhan ekspansif 36,95 persen.
Dari sisi pengeluaran didukung oleh pertumbuhan ekspor sebesar 13,82 persen.
Secara spasial, pertumbuhan ekonomi wilayah Pulau Sumatera pada Triwulan I-2017 tumbuh sebesar 4,05 persen dan tertinggi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebesar 6,42 persen.
ITK Triwulan II
Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah indikator perkembangan ekonomi konsumen terkini yang dihasilkan Badan Pusat Statistik melalui Survei Tendensi Konsumen (STK). ITK merupakan indeks yang menggambarkan kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan dan perkiraan triwulan mendatang.
Jumlah sampel STK pada triwulan I-2017 sebanyak 14.600 rumah tangga di seluruh provinsi di Indonesia.
Responden STK Triwulan I-2017 di Provinsi Lampung sebanyak 300 responden, dipilih pada strata blok sensus kategori sedang dan tinggi berdasarkan “Wealth Index“ dan merupakan subsampel dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) khusus di daerah perkotaan.
Pemilihan sampel dilakukan secara panel antar triwulan untuk memperoleh gambaran yang lebih akurat mengenai perubahan persepsi konsumen antar waktu. Pada saat yang sama juga dilakukan penyempurnaan kuesioner dan cara penghitungan indeksnya.
Nilai ITK Provinsi Lampung Triwulan I-2017 sebesar 101,81. Hal ini menunjukkan kondisi ekonomi konsumen Lampung pada Triwulan I-2017 mengalami peningkatan dibanding triwulan sebelumnya.
Meningkatnya kondisi ekonomi Lampung disebabkan oleh adanya kenaikan volume konsumsi barang/jasa.
Perkiraan Ekonomi Konsumen Triwulan II-2017
Kondisi ekonomi konsumen Provinsi Lampung pada Triwulan II-2017 diperkirakan lebih optimis dibandingkan kondisi saat ini dengan nilai ITK sebesar 102,57.
Perkiraan membaiknya kondisi ekonomi konsumen didorong oleh optimisme akan peningkatan pendapatan rumah tangga mendatang.
IPM Lampung Tahun 2016
IPM Lampung Tahun 2016 mencapai 67,65, angka ini meningkat sebesar 0,70 poin dibandingkan IPM Lampung pada Tahun 2015 yang sebesar 66,95. Tahun 2016, pembangunan manusia di Lampung masih berstatus “sedang”, sama dengan status pada Tahun 2015.
IPM Lampung pada Tahun 2016 tumbuh sebesar 1,05 persen dibandingkan Tahun 2015.
Selama periode 2015 hingga 2016, komponen pembentuk IPM juga mengalami peningkatan. Bayi yang baru lahir memiliki peluang untuk hidup hingga 69,94 tahun.
Anak-anak usia 7 tahun memiliki peluang untuk bersekolah selama 12,35 tahun.
Penduduk usia 25 tahun ke atas secara rata-rata telah menempuh pendidikan selama 7,63 tahun.
Pengeluaran per kapita disesuaikan (harga konstan 2012) masyarakat telah mencapai 9,16 juta rupiah pada tahun 2016.
Tenaga Kerja
Penduduk yang bekerja pada Februari 2017 bertambah sebnayak 150,8 ribu orang dibanding Agustus 2016. Secara relatif angka pengangguran Lampung menunjukkan penurunan dari 4,62 persen pada Agustus 2016 menjadi 4,43 persen pada Februari 2017.
Secara absolut jumlah pencari kerja (pengangguran terbuka) mengalami kenaikan sebanyak 5,6 ribu orang atau bertambah 3,03 persen selama setahun terakhir.
Jumlah angkatan kerja yang merupakan penduduk siap kerja (bekerja dan pengangguran) menunjukkan adanya peningkatan jumlah angkatan kerja sebanyak 149,5 ribu orang dibanding Agustus 2016.
Perkotaan masih menjadi kantong pengangguran ditunjukkan dengan tingkat pengangguran terbuka yang mencapai 6,49 persen dibanding pedesaan yang 3,61 persen.
Sektor pertanian masih mendominasi lapangan pekerjaan utama penduduk yaitu sekitar 48,27 persen dari seluruh penduduk yang bekerja.
Status sebagaian besar penduduk bekerja di Provinsi Lampung adalah berusaha dibantu buruh tidak tetap dan buruh/karyawan/pegawai yaitu masing-masing 814,4 ribu orang dan 1.097,1 ribu orang.