Jelang Nataru Harga Kebutuhan Pokok di Bandar Lampung Terus Merangkak Naik

BANDARLAMPUNG – Menjelang Natal dan Tahun Baru, sejumlah harga pangan di Kota Bandar Lampung mengalami kenaikan. Hingga saat ini, terpantau bahwa harga telur dan beras mengalami kenaikan yang signifikan.

Epri, seorang pedagang beras dan telur di Pasar Tempel Sukarame, Bandar Lampung, menjelaskan,

Bacaan Lainnya

“Ya, pastinya telur naik, perkilonya dari Rp.26 ribu menjadi Rp.28 ribu,” jelasnya, Rabu (6/12/2023).

Epri juga menyatakan bahwa harga beras naik sekitar 300 hingga 500 rupiah perkilogram. Untuk harga beras lima kilogram yang sebelumnya Rp.65 ribu, kini naik menjadi Rp.68 ribu.

“Beras naik, perkilonya naik 300 sampai 500 perak, untuk yang 5kg sebelumnya 65 ribu menjadi Rp68 ribu,” ujarnya.

Pedagang beras lainnya juga melaporkan kenaikan harga beras setiap harinya, dengan perkilonya mencapai Rp13 ribu sampai Rp13.500.

Tidak hanya telur dan beras, harga pangan lainnya juga mengalami kenaikan, seperti cabai merah keriting yang dibandrol Rp.90 ribu per kilogram, cabai hijau Rp.45 ribu per kilogram, bawang merah Rp.30 ribu per kikogram, dan bawang putih Rp.33 ribu per kilogram.

Ibu Delvi, seorang pedagang sayuran, menyatakan bahwa harga cabai sedang melonjak dan naik secara keseluruhan, bahkan sebelum mendekati Natal.

“Harganya sekarang lagi melonjak, naik semua,” ujarnya.

Meskipun demikian, harga cabai rawit dan caplak mengalami penurunan menjadi Rp.50 ribu per kilogram.

“Cabe sekarang lagi turun,” ungkap Delvi.

Dampak dari kenaikan harga pangan ini juga dirasakan oleh para pembeli, yang mengeluhkan beban atas yang terus-menerus menjelang tahun baru.

“Ya, sangat memberatkan, apalagi saya sebagai penjual nasi,” ucap Ani.

Ani menyatakan bahwa kenaikan harga pangan menyebabkan penurunan omset sebagai pedagang nasi, namun hal tersebut tidak mengurangi pembelian bahan pangan itu sendiri.

“Jadi bisa dibilang menurunkan omset juga, tapi tidak mengurangi pembelian itu sendiri,” ujarnya.

Kemudian, masyarakat juga berharap kepada pemerintah agar harga kebutuhan pokok dapat distabilkan kembali, karena hal tersebut cukup membuat masyarakat mengalami kesulitan.

“Harapan saya agar harga pangan bisa distabilkan lagi, karena kami sebagai masyarakat agak kesusahan kalau semuanya serba mahal,” ucap Okta.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.