LAMPUNG SELATAN – (PeNa), Seorang siswa berinisial BAW dari SMA Kebangsaan Lampung Selatan diduga menjadi korban perundungan oleh beberapa seniornya.
Peristiwa ini terjadi pada Senin malam (9/9/2024), ketika BAW diculik dari asramanya, dibawa ke toilet yang gelap, dan dipukuli oleh para seniornya.
Menurut informasi yang diterima, keluarga BAW telah melaporkan kejadian ini ke Mapolres Lampung Selatan.
Selain BAW, dua siswa lain berinisial AS dan DH juga mengalami kekerasan serupa, namun mereka tidak melaporkannya kepada pihak berwenang.
Kepala SMA Kebangsaan, Wempy Prastomo Bhakti, mengonfirmasi adanya insiden tersebut.
Namun, dia menjelaskan bahwa kejadian ini sebenarnya berawal dari kesalahpahaman di kantin, melibatkan empat siswa senior.
“Peristiwa yang terjadi sebenarnya kesalahpahaman, niat awalnya menegur,” kata Wempy saat dikonfirmasi, Sabtu (14/9/2024).
Wempy juga menyatakan bahwa pihak sekolah telah mengambil langkah penanganan awal dengan memanggil orang tua para siswa untuk mediasi.
Ia menambahkan bahwa korban hanya mengalami luka ringan berupa lebam, dan sekolah siap membuka ruang mediasi lebih lanjut.
“Korban tidak luka berat hanya lebam, dan kami membuka ruang mediasi,” ujarnya.
Terkait laporan adanya 15 siswa yang mengundurkan diri sepanjang tahun ini akibat dugaan perundungan, Wempy membantah hal tersebut.
Menurutnya, beberapa siswa memang mundur, namun jumlahnya tidak sebanyak yang dikabarkan dan alasannya bukan semata-mata karena perundungan.
“Ada banyak faktor siswa mengundurkan diri, termasuk ketidakmampuan menyesuaikan diri dengan disiplin ketat di sekolah berasrama,” jelasnya.
SMA Kebangsaan menerapkan sistem asrama (boarding school) dengan disiplin ketat, dan seluruh siswanya dipilih melalui proses seleksi ketat berdasarkan prestasi.
Mengenai insiden yang menimpa AS dan DH, Wempy menyebut persoalan tersebut telah diselesaikan melalui mediasi dengan orang tua masing-masing siswa.